Kamis, 07 Januari 2010

ANALISIS SUMBERDAYA AIR DANAU DI INDONESIA

1.1 Latar Belakang Masalah
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni demi peradapan manusia. Bahkan dapat dipastikan bahwa tanpa pengembangan sumberdaya air yang konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati saat ini. Pengertian air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Sedangkan pengertian sumberdaya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air, termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk kekeyaan hewani yang ada di dalamya.
Indonesia patut bersyukur karena sebagai negara kepulauan memiliki keragaman alam yang kaya disertai potensi air yang luar biasa untuk kawasan asia-oceania. Potensi sumberdaya air di Indonesia sendiri tidak terpisah dari keragaman sebaran dari potensi air itu sendiri. Salah satu bentuk keragaman tersebut yaitu keragaman sebaran potensi sumberdaya air danau. Danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Indonesia memiliki sekitar 500 danau dengan luas mencapai 5.000 km2 atau sekitar 0,25 persen luas daratan. Keseluruhan danau-danau tersebut mengandung 500 km3 sumber air. Dengan adanya kondisi geografis permukaan tanah di Indonesia yang bervariasi, maka sebaran bentuk danau pun juga bervariasi sehingga potensi dan kualitas air danau menjadi beragam. Jenis-jenis danau yang ada di Indonesia antara lain danau tektonik, danau vulanik, danau karst, danau bendungan alami dan danau buatan. Kualitas air danau dipengaruhi oleh iklim, keadaan geologi, kondisi vegetasi, aktivitas manusia dan waktu.
Tidak semua air di bumi ini dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sebanyak 97% air di bumi adalah air laut dan samudra yang berasa asin. Sedang air tawar sisanya 3% berwujud gletser dan salju. Hanya 1% dari air tawar yang benar-benar dimanfaatkan, salah satunya air tawar yang terdapat di danau. Oleh karena itu pemanfaatan potensi sumberdaya air danau juga harus memperhatikan aspek geografis dan kelestarian kesediaan air tersebut. Pada saat ini, hampir 10% danau dan waduk yang ada di Indonesia terancam karena masalah erosi dan sedimentasi yang perlu segera ditangani agar tidak menyebabkan banjir.

2.1 KONSEP DANAU
Arti danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang memiliki kriteria, yaitu:
- Air cukup dalam dan sudah menunjukkan adanya strata temperatur bedasarkan kedalamannya
- Vegetasi atau tumbuhan almatik yang mengapung di atas permukaan air tidak cukup menutupi seluruh permukaan air dan hanya berada pada pinggiran saja.
- Sudah menunjukkan adanya gelombang yang sudah mampu membentuk barrens, waresweptshore, atau shoal.
Danau berada tersebar di seluruh permukaan bumi. Luas seluruh danau di permukaan bumi kurang lebih 6,1% dari seluruh permukaan bumi. Danau tersebut tersebar di berbagai tempat seperti pegunungan, plateau, lembah, dataran, gunung api dan sepanjang pantai. Prakiraan jumlah air danau di dunia ialah 91000 km2 (Cannadian Resources, Mc Healey dan Wallace, 1998).

2.2 ANALISIS PERSEBARAN SUMBER DAYA AIR DANAU DI
INDONESIA
Berdasarkan pada proses terjadinya, Jenis-Jenis / Macam-Macam Danau yang ada di Indonesia :
1. Danau Buatan / Waduk
Danau buatan adalah danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya. Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat.
2. Danau Karst
Danau karts adalah danau yang berada di daerah berkapur di mana yang berukuran kecil disebut doline dan yang besar dinamakan uvala. Contoh : danau atau telaga di pegunungan seribu, DI Yogyakarta.
3. Danau Tektonik
Danau tektonik adalah danau yang terjadi akibat adanya aktivitas / peristiwa tektonik yang mengakibatkan permukaan tanah pada lapisan kulit bumi turun ke bawah membentuk cekung dan akhirnya terisi air. Contoh yakni : Danau Toba di Sumatera Utara, Danau singkarak, Danau Kerinci, Danau Poso dan Danau towutti.
4. Danau Vulkanik / Danau Kawah
Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada bekas kawah gunung berapi. Contoh yaitu : Danau Batur di Bali, Danau Kelud yang merupakan kawah gunung kelud, Danau Segara Anakan yang merupakan kawah gunung Rinjani, Danau Telaga di Pegunungan Dieng.
5. Danau Bendungan Alami
Danau bendungan alami terbentuk karena adanya longsoran dari tebing, sehingga menutupi aliran sungai. Contoh ; Danau pengilon di Dieng dan telaga Sarangan di perbatasan Jawa Tengah dan jawa Timur.
Daftar persebaran danau yang ada di Indonesia dapat dilihat pada lampiran. Secara umum tiap propinsi yang ada di Indonesia berpotensi untuk terdapat anau baik danau alami maupun danau buatan. Sehingga dapat disimpulakan bahwa Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi sumberdaya air danau.

2.3 ANALISIS KUALITAS SUMBER DAYA AIR DANAU DI INDONESIA
Untuk menganalisis kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia telah dilakukan beberapa penelitian mengenai kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia. Berikut hasil penelitian kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia.
Periode tahun 1928 -1993,
Penelitian kualitas air danau di Indonesia sesungguhnya sudah dilakukan sejak tahun 1928 yang dikenal dengan Sunda Expedition. Pada penelitian tersebut studi yang dilakukan baru pada taraf penelitian sifat fisika, kimia, dan biologi. Sesudah tahun tersebut penelitian danau dilakukan sporadis artinya hanya satu atau dua danau saja yang diteliti dan dilakukan oleh beberapa instansi termasuk Puslitbang Sumber Daya Air, yang dahulu dikenal dengan Direktorat Penelitian Masalah Air, yang diwakili oleh seksi Hidrokimia, kemudian pada tahun 1985 berubah menjadi Balai Lingkungan Keairan. Danau yang diteliti pada waktu itu antara lain Danau Batur, Bratan, Buyan, Tamblingan di Bali (1980), Danau Maninjau, Singkarak, Diatas, Dibawah di Sumatra Barat (1983 - 1984).
Pada periode 1993 - 2000,
Penelitian danau diseluruh Indonesia baru dilaksanakan kembali pada tahun 1992-1994 dengan kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Finlandia. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air. Jumlah danau alamiah yang diteliti ada sebanyak 19 buah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke . Fokus penelitian masih terfokus pada karakteristik fisika, kimia, biologi, belum meneliti tentang beban pencemaran, dan daya dukung danau dan waduk.
PENELITIAN KUALITAS AIR WADUK
Periode 1970-1980,
Penelitian kualitas air waduk yang dilakukan Puslitbang Sumber Daya Air sudah dilakukan sejak tahun 1970-an. Jumlah waduk yang diteliti tidak banyak mengingat waduk yang sudah selesai dibangun pada periode tersebut juga tidak banyak. Waduk yang sudah terbangun pada priode tersebut adalah Waduk Darma, Jatiluhur di Jawa Barat, Karangkates di Jawa Timur (1972). Penelitian kualitas air waduk dilakukan terhadap waduk yang baru beroperasi digenangi dan waduk yang sudah lama beroperasi. Berdasarkan hasil penelitian pada periode tersebut kondisi kualitas air waduk masih bagus baik pada lapisan epilimnion dan hypolimnion, atau dengan kata lain masih tercemar ringan. Hal ini kita dapat mengerti oleh karena penduduk, industri, perambahan hutan belum banyak sehingga limbahnya masih dapat dibersihkan oleh sungai atau waduk itu sendiri (self purification).
Periode 1980 - 1995,
Penelitian kualitas air waduk awal tahun 80-an dilakukan oleh Puslitbang Sumber Daya Air dan hasilnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan tahun periode 70-an. Akan tetapi penelitian kualitas air waduk yang dilakukan pada 90-an bersama Pemerintah Filandia hasilnya mengalami perubahan dibandingkan dengan hasil tahun 80-an. Hasil penelitian kualitas air waduk 90-an menunjukkan bahwa kualitas airnya sudah banyak menurun. Penurunan kualitas air waduk tersebut disebabkan oleh pencemaran organik terutama senyawa nitrogen dan posfat yang berasal dari air limbah industri, penduduk, pertanian dan aktifitas perikanan KJA. Tingkat pencemaran waduk yang diakibatkan senyawa nitrogen, posfat, dan zat organik dapat dibagi 3 kategori yaitu: pencemaran amat sangat berat (hypertrophic = penyuburan amat sangat berat), pencemaran berat (eutrophic = penyuburan berat), dan lain-lain pencemaran sedang (oligotrophic = penyuburan sedang), dan mesotrophic (belum tercemar). Waduk yang masuk tingkat eutrophic adalah Waduk Saguling, Cirata, Karangkates, dan Sengguruh. Kategori oligotrofik adalah Waduk Lahor, Jatiluhur, Muara Nusa Dua, Mrica, Kedungombo, dan yang termasuk mesotrophic adalah Waduk Palasari, Wlingi, Malahayu, dan lain-lain.
Dari hasil penelitian kualitas air danau dan waduk di atas dapat disimpulkan bahwa semakin lama telah terjadi penurunan pada kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya pencemaran bahan organik pada air danau dan waduk yang disebabkan oleh limbah industri, pertanian, dan penduduk.

2.4 ANALISIS POTENSI SUMBER DAYA AIR DANAU DI INDONESIA
Sumber air danau dapat berasal dari berbagai sumber. Adapun sumber-sumber air danau terdiri dari:
a. Air sungai yang mengalir ke dalam basin dan sebagi inflow
b. Air yang berasal dari hasil pencairan salju dan es
c. Air hujan yang tertangkap langsung oleh basin danau tersebut
d. Air dari aliran permukaan (over land flow)yang berasal dari air hujan yang berasal dari dari air hujan yang jatuh di sebut danau
e. Air yang berasal dari dalam tanah (air tanah) yang permukaannya lebih tinggi dari pada permukaan air danau sehingga air mengalir ke dalam danau
f. Air yang berasal dari mata air atau spring yang masuk ke danau tersebut
Jumlah air danau tidak selalu tetap, tetapi permukaan air danau selalu mengalami fluktuasi yaitu bertambah pada musim basah (hujan) dan berkurang pada musim kering (kemarau). Penyusutan air danau dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
a. Penguapan dari permukaan danau
b. Pengaliran air danau melalui outlet menuju sungai dibawahnya
c. Perembesan air danau ke dalam tanah
d. Khusus untuk bendungan dan waduk terdapat penyusutan air akibat dimanfaatkan untuk air minum, irigasi, dan sebgainya
Penyusutan air danau melalui perembesan tergantung pada karakteristik batuan atau tanah penyusun lahan sekitarnya, selain itu faktor ketinggian air tanah di sekitar danau juga menentukan besar kecilnya kehilangan air danau tersebut. Sedangkan penyusutan air danau oleh penguapan dipengaruhi oleh temperature, perbedaan tekanan udara, kelembaban udara, angin dan kualitas air.
Volume air danau selalu mengikuti perubahan musim. Pada danau alam, ketinggian permukaan air maksimum dicapai pada musim penghujan, sebaliknya ketinggian air minimum dicapai pada musim kemarau (kering). Berbeda dengan danau buatan manusia yang memiliki pintu airsehingga ketinggia permukaan air dapat diatur sedemikian rupa seperti kepentingannya.
Indonesia dikarunia tampungan alami yang tersebar luas. Inventarisasi tampunngan air tawar dipermukaan air tanah telah dilakukan sejak lama. Bahkan sudah didapatkan. Tabulasi yang sangat rinci, misalnya untuk kawasan Jabotabek. Di kawasan tersebut terdapat 219 tampungan alami(situ), namun saying sekali banyak dari tampungan tersebut yang sudah mengering sehingga kini tinggal 164 buah dengan luas total tidak lebih dari 1990 ha.
Pengetahuan lebih mendalam mengenai potensi yang terkandung di danau - danau Indonesia masih terbatas. Bahkan untuk beberapa daerah seperti papua misalnya, pengetahuan itu masih sangat terbatas. Dapat diberikan gambaran umum misalnya danau terbesar di Indonesia adalah danau Toba (luas 112.970 ha) terbesar kedua adalah towuti (56.108 ha) dan paling dalam adalah matono (590 m) dengan ketinggian permukaan air danau matano sebenarnya jauh di bawah dasar laut.
Adapun manfaat danau adalah untuk Irigasi, Perikanan, PLTA, Rekreasi, Olahraga, Pelayaran, dan penampungan air untuk mencegah banjir.
Potensi beberapa danau dan waduk untuk PLTA
no Danau / waduk propinsi Potensi(mw)
alami Buatan
Kerinci Jambi 180
Poso Sulut 640
Lindu Sulut 15
tondano Sulut 68,88
Rogamandala Jabar 47
Asahan III Sumut 150
Jatigede Jabar 108
Cisokon jabar 1000

Beberapa danau/waduk yang dimanfaatkan untuk PLTA
no Danau / waduk propinsi Potensi(mw)
alami Buatan
Toba 640
Singkarak 172
maninjau 68
Saguling 700
Cirata 1000
Jatiluhur 165,5

Tampungan alami (danau) Utama di Indonesia
no Propinsi Nama danau Luas (ha) Kedalaman maksimal (m) Evaluasi (dpl)
DI Aceh Laut Tawar 7000 80 + 1100
Sumut Toba 112.790 529 +905
sumbar Maninjau 9790 169 +465
Singkarak 10780 269 +362
Dibawah 1120 309 +1462
Di atas 1230 44 +153
Jambi Kerinci 4600 97 +78
Sumsel Ranau 12590 229 +540
Kalbar Sentarum 27.500 8 +35
Kalteng Sembuluh 7500 ? +30
Kaltim Semayang 12000 6 ?
Jempang 15000 6 ?
Sulut Tondano 5000 20 +600
Lomboto 5600 3 +25
Sulteng Poso 32320 450 +500
Lindu 3200 100 +1000
Sulsel Matano 16408 590 +382
Mahalona 2440 73 +310
Towuti 56108 203 +293
Tempe 35000 2 +5
Bali Batur 1590 88 +1031
papua Ayamaru 2200 20 +250
Anggi 4500 ? +1780
Yamur 3750 ? +90
Tigi 3000 ? +1650
Paniai 19550 50 +1742
Rombebai 14000 ? ?
Sentani 9360 52 +70
Selain tampungan alami, usaha untuk menambah ketersediaan air permukaan juga direkayasa dengan membangun waduk-waduk. Usaha pembangunan waduk telah dimulai sejak zaman kolinial Belanda, namun hasil yang memenuhi kebutuhan masyarakat baru berhasil dibangun akhir-akhir ini . waduk multiguna pertama yang diseleseikan pada zaman modern adalah waduk Jatiluhur . Pada tahun 1967, waduk tersebut merupakan gabungan dari dua rencana waduk, yakni pasi Gombrong dan Ubrug yang memiliki volume tampunganseliuruhnya sekitar 2,97 miliar m3
Tampungan buatan (waduk) utama di Indonesia
no Provinsi Nama waduk Nama sungai Tampungan tinggi (m) Volume 106 m3 Luas danau
Jabar Darma Lisanggarung 36 40 …..
Jatiluhur Citarum 96 2970
Saguling Citarum 98 982
Cirata Citarum 125 2165
Jateng Sempor jatinegara 49 52
Wonogiri Bebgawab solo 32 736
garung Menjer 36 27
Wadaslintang Bedegolan 121 443
Mrica Serayu 110 165
Kedunggombo Serang 66 723
Sermo Ngrancah 52 52
jatim Selorejo Konto 46 62
Karangkates Brantas 98 343
Lahor Lahor 74 37
Wlingi Brantas 28 24
Ladoyo Brantas 12 5,8
Bening Widas 35 37
Senggurung Lesti 34 22
wonorejo gondang 97 106

PENGELOLAN DANAU DAN WADUK
Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.
Sesuai dengan UU. No. 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air, yang terdiri 3 komponen utama yaitu konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air. Waduk embung, situ dan danau yang merupakan sumber daya air telah banyak banyak mengalami penurunan fungsi dan kerusakan ekosistem. Hal ini disebabkan oleh karena pengelolan waduk/danau yang banyak mengalami kendala. Dalam UU-Sumber Daya Air telah mengamanatkan untuk melakukan pengelolaan waduk dengan melakukan konservasi, pemanfaatan, pengendalian daya rusak air. Selain itu masih ada peraturan lain seperti P P. No. 51 Tahun 1997, tentang Lingkungan Hidup; PP. No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; PP. No. 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung; Kep. Pres No.123/2001, tentang koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat Propinsi, Wilayah Sungai, Kabupaten dan Kota serta Keputusan Menteri yang terkait tentang pengelolaan sumber daya air. Walaupun sudah banyak undang–undang atau peraturan yang diundangkan tentang pengelolaan sumber daya air dan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air akan tetapi pada kenyataannya konservasi sumber daya air, pengendalian daya rusak air terhadap sumber daya air pada danau dan waduk, situ, embung dan sungai masih jauh dari harapan malahan semakin rusak baik kuantitas maupun kualitas airnya. Beberapa faktor yang menyebabkan kendala dalam melakukan pengelolaan sumber daya air antara lain:
a. Banyaknya instansi yang terkait dalam melakukan pengelolaan DAS waduk, yaitu setiap instansi lebih mementingkan sektornya dari pada konservasinya.
b. Banyaknya instansi yang terkait dalam pemanfaatan air danau atau waduk sehingga menimbulkan konflik kepentingan.
c. Perbedaan batas ekologis dan administratif, sehingga ada keengganan pemerintah tempat berlokasinya danau/waduk untuk melakukan upaya konservasi yang optimal.
d. Masih lemahnya kapasitas kemampuan instansi pengelola dalam melakukan konservasi.
e. Kurangnya pemahaman dan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan konservasi bagi penduduk yang ada di sekitar DAS ataupun penduduk yang bermukim di sekitar danau/waduk.

2.5 ANALISIS MASALAH DAN SOLUSI TERHADAP KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR DANAU DI INDONESIA
Secara umum dapat dicontohkan bahwa masalah keadaan danau di Indonesia saat ini adalah :
• Di daerah Jawa Tengah ada beberapa DAS yang rusak, tingkat sedimentasi yang tinggi terdapat di daerah Merawu dan Serayu sehingga menyebabakan pendangkalan waduk Mrica sehingga daya tampung air berkurang dari 143 juta m3 menjadi 100 juta m3. Penyusutan air juga terjadi di waduk Kedung ombo dari 723 juta m3 menjadi 450 juta m3.
• Di daerah Jawa Timur beberapa DAS yang rusak antara lain DAS Brantas hulu, Kali Konto dan Kali Madiun. Volume tampungan air waduk di DAS kali Brantas juga berkurang dari tahun ke tahun, misalnya waduk Sengguru dari 21,5 juta m3 pada tahun 1988 menjadi 4,3 juta m3 pada tahun 2003 dan Waduk Karang Karang Kates dari 343 juta m3 pada tahun 1972 menjadi 176 juta m3 pada tahun 2003.
• Beberapa waduk di Indonesia seperti Waduk Jati Luhur, Waduk Sutami tampak mengalami fenomena eutrofiksi. Peningkatan kadar nitrogen dan phosphate menyebabkan eutrofikasi sehingga menyebabakan algae blooming yang juga menyebabkan banyak ikan mati dan alga yang mati akan menimbulkan bau busuk. Hal ini sangat merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar waduk, baik karena menurunnya tangkapan ikan, timbulnya penyakit kulit, maupun berkurangnya wisatawan yang mengunjungi waduk. Kelebihan kadar nutrisi yakni N2P dan ditumbuhinya enceng gondok yang berlebihan.

Adapun beberapa solusi untuk mengatasi masalah danau
1. Pengolahan daerah tangkapan hujan untuk menjaga fungsi daerah resapan air yang dilakukan melalui usaha konservasi sumber daya air, pengendali erosi dan sedimentasi serta pengendalian tata guna lahan.
2. Pengolahan kuantitas air, apabila menghadapi musim kemarau maka dilakuakan upaya efisiensi air secara maksimal dengan memperhatikan prioritas penggunaan air.
3. Pengolahan kualitas air dengan cara dengan cara pengendalian pencemaran air danau.
4. Pengolahan lingkungan sungai.


3.1 KESIMPULAN
Arti danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi. Secara umum tiap propinsi yang ada di Indonesia berpotensi untuk terdapat anau baik danau alami maupun danau buatan. Sehingga dapat disimpulakan bahwa Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi sumberdaya air danau.
Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi. Namun, dari hasil penelitian kualitas air danau dan waduk disimpulkan bahwa semakin lama telah terjadi penurunan pada kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya pencemaran bahan organik pada air danau dan waduk yang disebabkan oleh limbah industri, pertanian, dan penduduk.
Adapun beberapa solusi untuk mengatasi masalah danau antara lain pengolahan daerah tangkapan hujan untuk menjaga fungsi daerah resapan air, Pengolahan kuantitas air, pengolahan kualitas air degan cara pengendalian pencemaran air danau dan pengolahan lingkungan sungai.
3.2 SARAN
Setiap manusia tidak dapat lepas dari air, karena air merupakan investasi untuk masa depan manusia maka hendaknya dalam menggunakan dan memanfaatkan sumberdaya air khususnya air danau harus tetap menjaga kualitas air serta menjaga kondisi geografis daerah yang ada di sekitarnya agar kuantitas air tetap terjaga dan tidak terjadi kerusakan baik pada daerah tangkapan hujan maupun pada DAS sekitar waduk / danau.

DAFTAR RUJUKAN
Sunaryo, Trie M, Ir. M.Eng. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Air. Malang :
Bayumedia.

Lampiran
Daftar danau yang ada di Indonesia diurutkan berdasarkan propinsi.
Pada Propinsi Bali Terdapat Danau Batu
Pada Propinsi Bali Terdapat Danau Bratan
Pada Propinsi Bali Terdapat Danau Buyan
Pada Propinsi Bali Terdapat Danau Tamblingan
Pada Propinsi Batas Lampung & SumSel Terdapat Danau Ranau
Pada Propinsi Bengkulu Terdapat Danau Dendam Tak Sudah
Pada Propinsi Bengkulu Terdapat Danau Emas
Pada Propinsi Bengkulu Terdapat Danau Tes
Pada Propinsi DI Aceh Terdapat Danau Ancueloot
Pada Propinsi DI Aceh Terdapat Danau Laut Realoih
Pada Propinsi DI Aceh Terdapat Danau Laut Tawar
Pada Propinsi Jambi Terdapat Danau Dipacampat
Pada Propinsi Jambi Terdapat Danau Sipin
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Pangkalan
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Rawa Dano
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Situ Bagendit
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Situ Cileunca
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Situ Langkung
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Situ Lengkong
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Situ Sipanunjang
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Telaga Patenggang
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Waduk Cirata
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Waduk Darma
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Waduk Jatiluhur
Pada Propinsi Jawa Barat Terdapat Danau Waduk Saguling
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Rawa Pening
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Telaga Menjer
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Waduk Cacaban
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Waduk Cengklik
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Waduk Gajah Mungkur
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Waduk Melahayu
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Waduk Sempor
Pada Propinsi Jawa Tengah Terdapat Danau Waduk Wadas Lintang
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Kawah Ijen
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Kawah Kelut
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Pacai
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Rawa Kelindingan
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Telaga Sarangan
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Waduk Gonclang
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Waduk Karangkates
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Waduk Klampis
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Waduk Lahor
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Waduk Ngebel
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Waduk Selarego
Pada Propinsi Jawa Timur Terdapat Danau Waduk Widas
Pada Propinsi Kaflmantan Tengah Terdapat Danau Mepara
Pada Propinsi Kalimantan Barat Terdapat Danau Bekuan
Pada Propinsi Kalimantan Barat Terdapat Danau Belida
Pada Propinsi Kalimantan Barat Terdapat Danau Genali
Pada Propinsi Kalimantan Barat Terdapat Danau Sentarum
Pada Propinsi Kalimantan Barat Terdapat Danau Tang
Pada Propinsi Kalimantan Selatan Terdapat Danau Bangkau
Pada Propinsi Kalimantan Selatan Terdapat Danau Bitin
Pada Propinsi Kalimantan Selatan Terdapat Danau Waduk Riam Kanan
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Bambenan
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Cembulu
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Ganting
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Gatel
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Kenamfui
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Limut
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Matur
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Raya
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Sembuluh
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Terusan
Pada Propinsi Kalimantan Tengah Terdapat Danau Tete
Pada Propinsi Kalimantan Timur Terdapat Danau Jempang
Pada Propinsi Kalimantan Timur Terdapat Danau Melintang
Pada Propinsi Kalimantan Timur Terdapat Danau Semayang
Pada Propinsi Lampung Terdapat Danau Jepara
Pada Propinsi Lampung Terdapat Danau Waduk Way Rarem
Pada Propinsi NTB Terdapat Danau Segara Anak
Pada Propinsi Nusa Tenggara Barat Terdapat Danau Batu Jai
Pada Propinsi Nusa Tenggara Barat Terdapat Danau Tambara
Pada Propinsi Nusa Tenggara Timur Terdapat Danau Kalimutu/Telaga Tiga Warna
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Anggi Giji
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Anggi Gita
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Biru
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Paninai
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Rombebai
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Sentani
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Tage
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Ti Bi
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Tonjidat
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Yamur
Pada Propinsi Papua Terdapat Danau Yawasi
Pada Propinsi Sulawesi Selatan Terdapat Danau Mahalona
Pada Propinsi Sulawesi Selatan Terdapat Danau Matana
Pada Propinsi Sulawesi Selatan Terdapat Danau Sidenreng
Pada Propinsi Sulawesi Selatan Terdapat Danau Tempe
Pada Propinsi Sulawesi Selatan Terdapat Danau Towuti
Pada Propinsi Sulawesi Tengah Terdapat Danau Lindu
Pada Propinsi Sulawesi Tengah Terdapat Danau Poso
Pada Propinsi Sulawesi Utara Terdapat Danau Danau
Pada Propinsi Sulawesi Utara Terdapat Danau Limboto
Pada Propinsi Sulawesi Utara Terdapat Danau Linouw
Pada Propinsi Sulawesi Utara Terdapat Danau Moat
Pada Propinsi Sulawesi Utara Terdapat Danau Tondano
Pada Propinsi Sumatra Barat Terdapat Danau Di Atas
Pada Propinsi Sumatra Barat Terdapat Danau Di Bawah
Pada Propinsi Sumatra Barat Terdapat Danau Kerinci
Pada Propinsi Sumatra Barat Terdapat Danau Maninjau
Pada Propinsi Sumatra Barat Terdapat Danau Singkarak
Pada Propinsi Sumatra Selatan Terdapat Danau Airhitam
Pada Propinsi Sumatra Selatan Terdapat Danau Jembawan
Pada Propinsi Sumatra Selatan Terdapat Danau Lubuk Deling
Pada Propinsi Sumatra Selatan Terdapat Danau Teloko
Pada Propinsi Sumatra Utara Terdapat Danau Toba