Rabu, 28 April 2010

PENGEMBANGAN INDUSTRI KABUPATEN SIDOARJO SEBAGAI SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN GERBANGKERTOSUSILA

Satuan Wilayah Gerbangkertosusila termasuk dalam Satuan Wilayah Pembangunan dalam RTRW Propinsi Jawa Timur. Wilayah yang masuk dalam Satuan Wilayah Pembangunan Gerbangkertosusila adalah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan. Pusat dari Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) ini adalah kota Surabaya yang juga sebagai ibukota propinsi Jawa Timur. Sampai pada tahun 2005, tidak ada deviasi dari pusat SWP ini. Hal ini dibuktikan dengan tingginya populasi kota Surabaya dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain yang tergabung dalam SWP Gerbangkertosusila. Pada tahun 2005, populasi penduduk di kota Surabaya yaitu 5.622.259 (Indonesia.go.id). Tingginya polulasi menunjukkan bahwa migrasi penduduk yang besar ke kota Surabaya, karena kota Surabaya masih mempunyai daya tarik bagi penduduk yang ingin memperbaiki keadaan ekonomi. Daya tarik tersebut berupa pembangunan industri dan sektor sekunder dalam bidang perdagangan, serta fasilitas lain yang mendukung kegiatan tersebut.
Kabupaten Sidoarjo sebagai kabupaten yang langsung berbatasan dengan kota Surabaya dan sebagai wilayah bagian dari SWP Gerbangkertosusila, telah mendapatkan efek dari kota Surabaya sebagai pusat pertumbuhan, antara lain pelimpahan pembangunan kantor lembaga propinsi seperti Kantor Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur, pembangunan Terminal Bungurasih sebagai akses masuk ke kota Surabaya, pembangunan Bandara Juanda baru, dan perkembangan pembangunan kawasan industri. Efek tersebut dalam teori pengembangan wilayah disebut sebagai Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole theory).
Perkembangan pembangunan kawasan industri di Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan yang cukup tajam. Data dari disertasi tahun 2003 oleh I Nyoman Adika (mahasiswa Universitas Gadjah Mada) menyebutkan bahwa pada tahun 1990 terdapat 1.334 unit perusahaan dari berbagai jenis industri, dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 4.079 unit. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Sidoarjo menyebutkan bahwa pada tahun 2007, jumlah industri yang ada di kabupaten Sidoarjo ialah 5.638 unit dengan kategori 487 unit industri besar dan 5151 unit industri kecil. Jadi, dalam kurun waktu 7 tahun (2000-2007), telah terjadi peningkatan jumlah industri sebesar 1.559 unit atau terjadi penambahan rata-rata jumlah industri 519 unit pertahun. Peningkatan jumlah industri yang cukup tajam memang didukung dengan keadaan topografi kabupaten Sidoarjo yang datar dan aksesbilitas yang baik.
Jumlah industri yang meningkat di kabupaten Sidoarjo diikuti dengan jumlah migran risen yang cukup banyak datang ke kabupaten Sidoarjo. Migran risen adalah penduduk yang datang ke kabupaten Sidoarjo dengan tujuan tidak untuk menetap, misalnya mereka datang ke kabupaten Sidoarjo hanya untuk bekerja (pagi berangkat dan sore sudah kembali). Berdasarkan data BPS 1995-2000 didapat migran risen sebesar 111.409 orang dan dari sejumlah ini sebesar 35.859 orang (32,29 persen) berasal dari Kota Surabaya dan yang lain berasal dari kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Jumlah migran tersebut pada saat jumlah industri di kabupaten Sidoarjo masih mencapai 4.079 unit dan pada tahun 2007 telah mencapai 5.638 unit, maka jumlah migran risen akan bertambah seiring dengan penambahan lapangan pekerjaan baru. Kabupaten Sidoarjo masih menjadi pilihan bagi migran risen untuk memulai usahanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh I Nyoman Adika mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 2003 yang menyatakan bahwa banyak tenaga kerja sektor informal (75,5 persen dari 71 orang responden) dalam jangka panjang ingin membangun usaha yang mapan dan permanen pada kota yang lebih besar. Mereka memilih Kabupaten Sidoarjo sebagai tempat usaha karena di daerah ini persaingannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa. Sidoarjo digunakan sebagai wilayah lompatan pertama untuk berusaha. Di Sidoarjo, mereka mencari pengalaman sambil mengumpulkan modal, dan kalau sudah mapan baru akan melompat ke kota yang lebih besar sebagai tempat lompatan kedua dan begitu seterusnya. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah migran risen, sehingga populasi penduduk kabupaten Sidoarjo menjadi terbesar kedua di wilayah Gerbangkertosusila setelah kota Surabaya.
Memahami potensi yang ada di kabupaten Sidoarjo, dan sebagai bagian Satuan Wilayah Pembangunan dari Gerbangkertosusila, maka pemerintah kabupaten Sidoarjo membuat kebijakan untuk mengembangkan kabupaten Sidoarjo sebagai wilayah industri, agar dapat mendukung pertumbuhan di wilayah Gerbangkertosusila. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengembangkan kawasan industri Siborian (Sidoarjo, Jabon , Krian). Sesuai dengan namanya, kawasan industri Siborian terletak pada tiga kecamatan di kabupaten Sidoarjo, yaitu kecamatan Sidoarjo, kecamatan Jabon dan Kecamatan Krian.
Masing-masing dari ketiga tempat tersebut mempunyai kelebihan yaitu:
1. Kecamatan Sidoarjo
Kawasan yang akan digunakan sebagai kawasan industri adalah daerah sepanjang jalan lingkar timur Sidoarjo yang juga merupakan jalan alternatif bebas hambatan yang dipersiapkan secara khusus untuk lalu lintas industri dan perdagangan. Hingga saat ini, jalan lingkar timur yang telah terbangun adalah sepanjang 11 kilometer dengan lebar badan jalan 60 meter (sudah terealisasi 80%). Kecamatan Sidoarjo yang juga menjadi pusat administratif dari kabupaten Sidoarjo, maka jenis industri yang cocok untuk dikembangkan pada kawasan tersebut ialah industri jasa dan perdagangan, perkantoran, perhotelan, hiburan, pertokoan, perbankan dan pemukiman/perumahan, industri manufaktur dan pabrikasi. Industri manufaktur dan pabrikasi jumlahnya akan lebih sedikit dibandingkan dengan yang lainnya karena luas lahan yang disediakan berdasarkan RTRW untuk kawasan industri di kecamatan Sidoarjo ini hanyalah 42.021 Ha. Dalam kondisi eksisting struktur wilayah RTRW 2003/2004, kecamatan Sidoarjo merupakan pusat perkembangan dari Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) II dan tidak terjadi deviasi, artinya perkembangan tetap terpusat dengan baik pada kecamatan Sidoarjo dan memberikan dampak yang baik pula pada wilayah bagian dari SWP II.
Kawasan industri kecamatan Sidoarjo diharapkan mempunyai keterkaitan dengan kawasan industri Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di masing-masing wilayah. Kawasan industri kabupaten Sidoarjo ini diharapkan dapat memberikan efek dan mendukung kegiatan industri pada daerah-daerah disekitarnya seperti kecamatan Candi, kecamatan Buduran, kecamatan Gedangan, kecamatan Waru, dan kecamatan Sedati.
2. Kecamatan Jabon
Dalam struktur wilayah, kecamatan Jabon bukan merupakan pusat dari perkembangan SWP. Kecamatan Jabon masuk dalam SWP III yang berpusat di kecamatan Porong, sampai pada tahun 2004 tidak terjadi penyimpangan, namun setelah terjadi bencana semburan lumpur, maka akan lebih baik jika kecamatan Porong tidak lagi dijadikan pusat perkembangan karena telah mengalami kerusakan fisik, sehingga kurang efektif untuk pusat pengembangan SWP III. Kecamatan jabon merupakan lokasi yang strategis untuk pengembangan kawasan industri karena lahan yang tersedia masih cukup banyak. Pemerintah mengalokasikan lahan seluas 2683,916 Ha, luas lahan yang diperuntukkan untuk kawasan industri ini terbesar di kabupaten Sidoarjo. Dengan luas lahan tersebut, kecamatan Jabon akan diarahkan untuk industri pabrikasi dan manufaktur besar yang nantinya diharapkan dapat disejajarkan dengan kawasan industri besar lainnya yang terdapat di Jawa Timur. Hal ini bukan merupakan hal yang “muluk”, mengingat lokasinya yang mendukung dan dekat dengan kawasan industri NIP (Ngoro Industrial Park)-Mojokerto, Kedekatan dengan kawasan industri lain yang juga tergabung dalam SWP Gerbangkertosusila diharapkan dapat memberikan hubungan keterkaitan dan saling menguntungkan.
Kawasan industri Jabon diharapkan dapat mendukung kegiatan industri yang telah ada di wilayah sekitarnya misalnya intako (industri tas dan koper) di kecamatan Tanggulangin, serta dapat menjadi tempat baru bagi perusahaan yang telah tenggelam karena luberan lumpur Lapindo. Pemda kabupaten Sidoarjo menyebutkan bahwa sekitar 15.000 pelaku ekonomi mulai dari usaha kecil hingga besar lumpuh karena bancana semburan Lumpur Lapindo. Kawasan industri ini akan mendukung pertumbuhan wilayah yang ada di sekitarnya dengan adanya lapangan pekerjaan baru, misalnya kecamatan Krembung dan Tulangan yang selama ini industrinya belum berkembang
3. Kecamatan Krian
Kecamatan Krian menjadi posisi yang strategis karena By Pass krian merupakan jalan nasional yang menghubungkan Surabaya-Mojokerto-Jombang-Madiun-Ngawi-Solo-Jogja. Kawasan yang strategis untuk investasi industri adalah kawasan di sekitar By Pass Krian. Dengan melihat posisi yang strategis tersebut, maka arahan kegiatan yang tepat untuk kawasan ini adalah perdagangan, perkantoran, perhotelan, pertokoan, perumahan dan pemukiman, perbankan serta industri manufaktur atau pabrikasi. Kawasan industri ini diharapkan akan merangsang pertumbuhan ekonomi di kecamatan sekitarnya yaitu kecamatan Prambon, Krembung, Tarik, Balongbendo, Wonoayu, Taman dan Sukodono. Luas lahan yang disediakan untuk kawasan industry Krian adalah 883,925 Ha. Dalam struktur wilayah, kecamatan Krian merupakan SWP V, dan dalam perkembangannya tidak mengalami penyimpangan pusat pertumbuhan.
Kawasan industri yang berada di By Pass Krian ini mempunyai jarak yang amat dekat dengan kawsan industri yang terletak di kecamatan Wringinanom dan kecamatan Driyorejo-kabupaten Gresik. Dalam kawasan industri ini juga terdapat beberapa industri besar seperti Perusahaan Wings Group, Perusahaan Garuda Food, Perusahaan Wimcycle, dan usaha kecil lainnya yang dapat menyumbangkan bahan produksi untuk kawasan industri Krian.
Pengembangan dari ketiga kawasan industri tersebut dapat meminimalisir permasalahan industri yang ada di kabupaten Sidoarjo yaitu sulitnya penanganan limbah karena lokasi industri yang menyebar, dengan lokasi industri yang menyebar akan memudahkan untuk perencanaan pembangungan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) secara bersama sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat aktivitas industri.
Pengembangan dari kawasan industri Siborian ini apabila dianalisis merupakan pengembangan kawasan industri berdasarkan teori Kutub pertumbuhan (Growth Pole Theory), sama halnya dengan pengembangan SWP Gerbangkertosusila. Teori ini berdasar pada industri dengan sasaran pengembangan industri berbahan baku dari daerah lain sehingga pertumbuhan industri macam ini selain mendorong ekonomi lokasi industri, juga mampu meneteskan pertumbuhan ekonomi ke daerah lain. Proses pengembangan lokasi industri ( propulsive industry) merupakan kutub pertumbuhan ( Growth Pole). Aplikasi dari teori ini yaitu adanya kerjasama bahan baku industri pada kawasan industri SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut), NIP (Ngoro Industrial Park), dan Kawsan industri Wringinanom-Driyorejo. Kawasan industri tersebut yang terrgabung dalam SWP Gerbangkertosusila, sehingga dengan adanya pembangunan kawasan industry Siborian akan meneteskan pertumbuhan ekonomi ke daerah lain yang tergabung dalam SWP Gerbangkertosusila.
Hipotesa untuk mengukur pengaruh kawasan industri terhadap suatu wilayah dapat dilihat dari jaraknya terhadap pusat-pusat kegiatan ekonomi apakah ada pengaruhnya terhadap peranan ekonomi satu kawasan. Secara intern di kabupaten Sidoarjo, pemilihan ketiga kawasan tersebut adalah strategis yaitu dapat dijangkau oleh kecamatan-kecamatan yang ada di sekitarnya sehingga akan membantu daerah yang ada di sekitarnya untuk mengembangkan kegiatan ekonomi. Secara ekstern, kawasan industri Siborian tidak begitu jauh dari pusat SWP Gerbangkertosusila yaitu Surabaya, sehingga pemenuhan kebutuhan serta fasilitas industri relatif mudah dengan jarak yang tidak cukup jauh.

KESIMPULAN
Pengembangan kawasan Industri Siborian merupakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan industri yang ada di kabupaten Sidoarjo dengan disesuaikan potensi-potensi industri yang ada di kabupaten Sidiarjo. Sampai pada tahun 2007, jumlah industri yang paling banyak menyumbangkan pendapatan pada PDRB adalah industri pengolahan tanpa migas yaitu pada industri pengolahan kertas dan cetakan, dan industry ini bukan merupakan industri basis. Pengembangan kawasan Siborian ini menurut teori kutub pertumbuhan juga dapat memberikan pengaruh ekonomi terhadap wilayah disekitarnya yang tergabung dalam SWP Gerbangkertosusila dengan keterkaitannya dengan kawasan industri yang ada di wilayah Gerbangkertosusila.

SARAN
Adanya konsep perencanaan yang sangat bagus, diharapkan pada awal pengembangan industri yang ada di kabupaten Sidoarjo hendaknya lebih menekankan pada industri basis yaitu pertanian dan pertambakan, agar kesenjangan antardaerah yang ada di kabupaten Sidoarjo dapat diminimalisir. Industri basis juga dapat meningkatkan berbagai sektor unggulan yang ada di kabupaten Sidoarjo. Selain itu, juga dengan meningkatkan kerjasama dengan kawasan industri yang ada di sekitarnya.

DAFTAR RUJUKAN
Adika, I Nyoman. 2003. Perkembangan Wilayah Pinggiran Kota Metropolitan Surabaya dan Mobilitas Tenaga Kerja.Kasus Kabupaten Sidoarjo. Disertasi S-3 tidak diterbitkan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Badan Pusat Statistik. 2000. Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000. Jakarta: BPS
____________. 2007. Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2007. Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo.
Badan Perencanaan Pembangunan Sidoarjo.2003. Revisi Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo 2003-2013. Sidoarjo: Bappeda
Sumarmi. 2007. Geografi Pengembangan Wilayah. Malang: UM Press

1 komentar:

  1. Kami Jingga A Raya perusahaan profesional penyedia jasa Coating, Epoxy Flooring, waterproofing, dan supplier bagi segala kebutuhan industri dll
    Pengalaman kami untuk hasil terbaik Anda

    Silahkan berkunjung ke website kami : www.jinggaraya.com

    Kami melayani seluruh area Indonesia

    #epoxysemarang #epoxysolo #epoxyyogyakarta #epoxyjawatengah #epoxysurabaya #epoxymalang #epoxysidoarjo #epoxymojokerto #epoxyjawatimur #epoxybandung #epoxypurwakarta #epoxycirebon #epoxyjawabarat #epoxyserang #epoxytangerang #epoxybanten #epoxyjakarta #epoxylampung #epoxysumatra #epoxybali #epoxykalimantan #epoxysulawesi #epoxyindonesia #epoxykita

    BalasHapus